MENJADI PRIBADI PILIHAN
(Reza Fakhlevi)
di Majid Jamik Siulak Mukai
23 Maret 2012
Pembukaan
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah …
Marilah kita bersyukur karena masih diizinkan untuk meneruskan kehidupan
ini dengan kewenangan penuh dari Allah SWT untuk membangun nasib baik kita dan
keluarga kita. Sesungguhnya, kecerahan masa depan kita sangat ditentukan oleh
rasa hormat kita kepada diri sendiri. Semakin kita menghormati diri kita
sendiri, akan semakin baik sikap dan perilaku kita, dan dengannya akan semakin baik perlakuan kehidupan bagi kita.
Marilah kita melebihkan doa dan kebaikan bagi
anggota keluarga, para sahabat, dan mereka yang kita layani, agar kita semua
hidup dalam kebahagiaan dan kesyukuran. Allah berfirman : Laiingsyakartum
.…….dst
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah …
Kita semua ingin menjadi sesuatu, tapi tidak setiap orang bersedia
melakukan yang dibutuhkan untuk menjadi itu. Itu sebabnya banyak orang hanya
hidup dalam keinginan hampa, dan marah karena mereka terkatung-katung antara
keinginan yang besar dan kehidupan yang suram. Tapi kita tidak dilahirkan untuk
kalah dan menjadi pecundang (orang yang sering gagal) dalam kehidupan kita. Kita
adalah pemenang yang sedang dalam pembentukan Allah SWT. Yang kita lakukan adalah membangun kehidupan kita. Kesegeraan untuk bekerja
adalah penyegera kesejahteraan dan kesuksesan.
Kesalahan besar di masa depan itu tidak pernah dibuat karena satu
langkah pertama yang salah; tetapi sering karena langkah pertama yang benar,
yang diikuti oleh banyak langkah-langkah yang salah. Kebaikan kecil yang
teratur lebih penting daripada kebaikan hebat yang dilakukan kadang-kadang.
Seandainya kita lebih sering membayangkan hasil yang baik dari usaha
kita, daripada menggelisahkan kemungkinan-kemungkinan buruk atau kegagalan,
mungkin akan lebih banyak orang yang kita temui, dan lebih banyak pekerjaan
yang akan kita coba. Allah SWT tidak merencanakan kita menjadi manusia yang gagal.
Semua tuntunan dan bahkan ketegasan Tuhan dalam mengharuskan kesetiaan kepada
yang benar, adalah untuk kebaikan kita. Maka marilah kita lebih sering
mangharapkan hasil yang baik dari setiap pekerjaan
kita, dan mengurangi kebiasaan menduga keburukan di balik kejadian yang menimpa
kita dan niat baik Tuhan.
Kita akan berupaya sebaik dugaan kita. Maka
dugalah yang baik-baik. Berprasangka baiklah (husnuzhon). Karena "Kebaikan = Kebenaran + Kesantunan"
Jika tidak diingatkan, banyak orang yang demikian kuatnya meyakini kebenaran
dirinya dan kesalahan orang lain, sampai memaksakan kebenaran dengan cara yang
tidak santun. Kebenaran yang disampaikan tanpa penghormatan, dapat merusak
penghormatan kepada kebenaran.
Kaum Muslimin yang berbahagia …
Perhatikanlah semua penipu, mereka adalah orang tidak jujur yang pandai berlaku santun. Lalu, mengapakah kita yang mengenal
kebenaran ini, tidak belajar untuk menyampaikan kebenaran dengan sebaik-baiknya
cara? Marilah kita bersaudara dan bersahabat dalam kesetiaan kepada kebenaran
dan kesetiaan kepada kesabaran (Watawa shaubil haq,watawa shaubish shabr).
Seandainyainya mengeluh dan menyalahkan orang lain itu dibayar, akan
banyak orang menjadi kaya tanpa bekerja. Tapi Tuhan telah menetapkan, bahwa Dia
tidak akan mengubah keadaan seseorang, kecuali orang itu sendiri yang berupaya
mengubahnya.
Tapi pengeluh, adalah tetap pengeluh, sampai hatinya tercerahkan. Sebagian
orang menggunakan kelemahan hidup untuk melindungi diri terhadap nasihat baik.
Dia mencemooh nasihat baik, walau pun nasihat
itu berasal dari firman Allah dan Sabda Rasulullah. Maka marilah kita
menghentikan kebiasaan mengeluh, yang hanya semakin memperdalam kesedihan kita.
Marilah kita memulai perjalanan naik kita dengan mensyukuri yang sudah ada
dalam kehidupan kita.
Kaum Muslimin Yang Memiliki Hati Yang Baik
Tetaplah menjadi jiwa baik yang dicintai Allah.
Marilah kita tinggalkan kebiasaan untuk
mengeluhkan kesulitan hidup - yang sebetulnya juga dialami oleh semua orang,
dan berfokuslah menjadikan diri kita agar mampu mengatasi semua kesulitan-kesulitan
hidup kita. Hidup ini memang sulit, tapi terasa mudah JIKA KITA MAMPU dan penuh
harapan serta tidak mengeluh. Ingatlah bahwa mengeluh adalah memamerkan
kelemahan diri kita sendiri.
Kita menilai
diri dari apa yang kita pikir bisa kita lakukan, padahal orang lain menilai
kita dari apa yang sudah kita lakukan. Untuk itu apabila kita berpikir bisa, maka
segeralah kita kerjakan pekerjaan tersebut.
Bukan pertumbuhan yang lambat yang harus kita
takuti. Akan tetapi kita harus lebih takut untuk tidak tumbuh sama sekali. Maka
tumbuhkanlah diri kita dengan kecepatan apapun itu.
Jika kita sedang benar, jangan
terlalu berani dan bila kita sedang takut, jangan terlalu takut. Karena
keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan kesuksesan hidup kita.
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar
membangun kesempatan untuk berhasil.
Kaum Muslimin Yang Memiliki Hati Yang Baik
Jangan kita hanya dekat dengan
mereka yang kita sukai saja. Dan seringkali kita menghindari orang yang tidak
tidak kita sukai, padahal dari dialah Kita akan mengenal sudut pandang yang
baru. Sesungguhnya orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa
lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan.
Kita tidak akan berhasil menjadi
pribadi baru bila kita berkeras untuk mempertahankan cara-cara lama kita. Kita
akan disebut baru, hanya bila cara-cara kita baru. Ketepatan sikap adalah dasar
semua ketepatan. Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap kita tepat, dan
tidak ada yang bisa menolong bila sikap kita salah
Seseorang yang menolak
memperbarui cara-cara kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku seperti
orang yang terus memeras jerami untuk mendapatkan santan.
Bukan kebahagiaan yang menjadikan kita
bersyukur, tapi bersukurlah yang menjadikan kita berbahagia.
Bukan harta, tahta dan kekayaan yang
menjadikan kita bersyukur. Kalau semua itu yang menjadikan kita bersyukur,
pasti suatu saat nanti bila harta, tahta dan kekayaan diambil oleh Allah, kita
menjadi kufur dan azab Allah akan menimpa kita. Tetapi marilah kita selalu
bersyukur kepada Allah, walau hidup kita masih dalam kekurangan, penderitaan
hidup yang masih kita alami, yang pastinya dengan bersyukur kita pasti
berbahagia.
KHUTBAH KEDUA
DO’A
No comments:
Post a Comment