Thursday, May 5, 2016

Mari Bersedekah

Dalil-Dalil Keutamaan Bersedekah

✒ Ustadz Salim Qibas

1.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لا بَيْعٌ فِيهِ وَلا خُلَّةٌ وَلا شَفَاعَةٌ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa`at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zhalim.
(QS 2:254)

2.

وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَلأنْفُسِكُمْ وَمَا تُنْفِقُونَ إِلا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لا تُظْلَمُونَ

...Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan).
(QS 2:272)

3.

قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.
(QS 34:39)

4. Dalam hadits qudsi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَا ابْنَ آدَمَ أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ

“Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, berinfaklah, Allah akan mengganti infakmu.”
(HR. Bukhari, no. 4684; Muslim, no. 993)

5. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

“Sedekah tidaklah mengurangi harta.”
(HR. Muslim, no. 2588)

6. Bebaskan diri dari Neraka dengan sedekah.

Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Takutlah terhadap neraka walaupun hanya (bersadaqah) dengan separuh butir kurma".
(HR. Muttafaq Alaih.Bukhari & Muslim).

7. Dari Abdulah bin Amr bin Ash meriwayatkan,ada seorang lelaki yang bertanya kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam: 'Islam (amalan) manakah yang terbaik?Beliau menjawab: 'Engkau memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang engkaukenal & yang tidak engkau kenal".
(HSR. Muttafaq Alaih. Bukhari 12 & Muslim 39).

Mari kita suburkan berinfaq, sadaqah dan zakat.

بارك الله فيك 

Reposted by Group Kajian WA ISLAMADINA

Tuesday, May 3, 2016

Ironi Pendidikan

DUNIA pendidikan kita kembali dirundung duka. Hasil dari pengumuman ujian nasional benar-benar mengejutkan banyak pihak –terutama orangtua siswa, guru, kepala sekolah, dan siswa bersangkutan. Pasalnya, jumlah siswa yang tidak lulus meningkat drastis. Ujian nasional tingkat SMA (dan sederajat) 2010 terjun bebas mencapai 89,88% –kalau dibandingkan angka kelulusan ujian nasional 2009: 94,85%. Tak mustahil, jika dari 1.522.162 peserta, ada 154.079 peserta yang harus mengikuti UN ulang pada 10-14 Mei. Siapa yang patut disalahkan dalam kasus ini? Tentu ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi keterpurukan angka kelulusan tersebut. Salah satunya adalah kopetensi guru. Memang, setiap orang bisa menjadi guru. Tetapi, tak bisa disangkal jika tidak semua orang mampu menjadi guru yang baik, mengobarkan semangat, memberi inspirasi, memancarkan energi, mencerahkan, sekaligus menanamkan pengaruh yang luar biasa sehingga bisa membekas sepanjang hidup di benak anak didik. Padahal guru yang mampu menginspirasi dan mencerahkan itulah yang saat ini dibutuhkan di negeri ini, karena guru semacam itu akan mengantarkan kesuksesan siswa di kelak kemudian hari dan membawa kemajuan bangsa.

www.kreasipresentasi.blogspot.com

Thursday, April 28, 2016

"Hedonic Treadmill"

@Artikel inspiratif (24-4-16)
share dari Tulisan mantan rektor ITB, Prof. Akhmaloka

"Hedonic Treadmill"

Pertanyaan: Kenapa makin tinggi income seseorang, ternyata makin menurunkan peran uang dalam membentuk kebahagiaan? Kajian-kajian dalam ilmu financial psychology menemukan jawabannya, yg kemudian dikenal dengan nama: “hedonic treadmill”.

Gampangnya, hedonic treadmill ini adl seperti ini : saat gajimu 5 juta, semuanya habis. Saat gajimu naik 30 juta per bulan, eh semua habis juga.Kenapa begitu? Krn ekspektasi & gaya hidupmu pasti ikut naik, sejalan dg kenaikan penghasilanmu.Dengan kata lain, nafsumu utk membeli materi/barang mewah akan terus meningkat sejalan dg peningkatan income-mu. Itulah kenapa disebut hedonic treadmill: seperti berjalan diatas treadmill, kebahagiaanmu tidak maju-maju !

Nafsu materi tidak akan pernah terpuaskan.
Saat income 10 juta/bulan, mau naik Avanza. Saat income 50 juta/bulan pengen berubah naik Alphard. Itu salah satu contoh sempurna tentang jebakan hedonic treadmill.

Hedonic treadmill membuat ekspektasimu akan materi terus meningkat. Itulah kenapa kebahagiaanmu stagnan, meski income makin tinggi.
Ada eksperimen menarik: seorang pemenang undian berhadiah senilai Rp 5 milyar dilacak kebahagiaannya 6 bulan setelah ia mendapat hadiah.Apa yang terjadi? 6 bulan setelah menang hadiah 5 milyar, level kebahagaiaan orang itu SAMA dengan sebelum ia menang undian berhadiah.Itulah efek hedonic treadmill.

Jadi apa yang harus dilakukan agar kita terhindar dari jebakan hedonic treadmill?
Lolos dari jebakan nafsu materi yg tidak pernah berujung ?

Terapkan lah  gaya hidup yg bersahaja ! sekeping gaya hidup yg tidak silau dengan gemerlap kemewahan materi.
Mengubah orientasi hidup ! makin banyak berbagi , semakin banyak memberi kepada orang lain, teruji justru semakin membahagiakan... Bukan -lah banyak mengumpulkan materi yg membuat kebahagiaanmu terpuaskan !
When enough is enough.

Kebahagiaan itu kadang sederhana : misal masih bisa menikmati secangkir kopi panas, memeluk anggota keluarga yg sehat, tersenyum memulai hari hari, menyapa dan mengasih tip ke tukang sampah, lanjut  membaca "makanan" spiritual sepanjang perjalanan menuju tempat tugas berbakti utk bangsa dan agama, maka betapa indahnya hidup ini !
Selamat menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya kawan.

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)” (QS al-Takâtsur [102]: 1-3)

"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia semakin kikir.” (QS al-Mârij [70]: 19-21).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Kekayaan itu bukanlah lantaran banyak harta bendanya, akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kebahagiaan  jiwa.” (HR al-Bukhari).

Wednesday, April 27, 2016

JUST DO IT !!!

Ini kisah nyata yg terjadi pada thn 1892 di Stanford University. Pesan moralnya masih relevan saat ini.

Ada seorang mahasiswa muda berusia 18 tahun yg berjuang utk membayar biaya kuliahnya. Dia seorang yatim piatu, dan tidak tahu ke mana harus mendapatkan uang. Akhirnya dia dapat ide yg cemerlang.

Bersama seorang temannya, ia memutuskan utk menggelar  konser musik di kampus guna mengumpulkan uang utk biaya pendidikan mereka.

Konser itu mereka adakan dgn mendatangkan pianis besar Ignacy J. Paderewskip. Manajer sang pianis  meminta biaya sebesar $ 2.000 untuk konser piano.
Sebuah kesepakatan pun terjadi. Dua anak muda itu pun mulai bekerja untuk membuat konser sukses.

Hari besar tiba. Paderewski akan melaksanakan konser piano di Stanford University.

Tapi sayangnya, si kedua mahasiswa tidak berhasil menjual tiket sesuai target.
Total tiket yg terjual hanya $ 1,600. Keduanya kecewa, Mereka lalu pergi ke Paderewski dan menjelaskan keadaan mereka. Mereka memberikan seluruh uang $1,600, ditambah dgn cek sebesar $ 400. Kedua mahasiswa tsb berjanji utk melunasi cek cepatnya.

"Tidak" kata Paderewski. "Aku tidak dapat menerima." Dia menyobek cek, mengembalikan uang $1,600 sambil berkata kpd kedua mahasiswa, "Ini uang
$1,600 kalian ambil. Gunakanlah untuk biaya kuliah kalian. Aku akan mainkan konser piano tanpa perlu kalian bayar!"   Kedua mahasiswa  terkejut, dan mengucapkan terima kasih yg sebesar-besarnya.

Bagi Padwrewski, yg dilakukan nya adalah tindak kebaikan yg kecil. Tapi  jelas itu menunjuk kan bhw Paderewski seorang manusia yang besar. Mengapa ia harus membantu kedua mahasiswa tsb yg bahkan dia tidak kenal sama sekali ?

Kita semua juga sering menemukan situasi seperti ini dalam hidup kita.
Dan kebanyakan dari kita hanya berpikir "Jika saya membantu mereka, apa yang akan terjadi padaku?"

Kalau seseorang itu benar2 baik dan bijak, dia akan berpikir, "Jika saya tidak membantu mereka, apa yang akan terjadi dgn mereka?".

Orang2 yg baik dan bijak tidak akan melakukannya dengan mengharapkan balasan.
Mereka melakukannya karena mereka merasa itu adalah hal yg benar yg harus dilakukan.

Sebagaimana diketahui, Paderewski kemudian menjadi Perdana Menteri Polandia. Dia seorang pemimpin yg besar, tapi sayangnya ketika Perang Dunia I dimulai, Polandia dilanda kelaparan. Ada lebih dari 1,5 juta orang kelaparan di negaranya, dan tidak ada uang utk memberi makan mereka.

Paderewski tidak tahu ke mana harus berpaling utk minta bantuan. Dia mengulurkan tangan ke Administrasi Makanan dan Bantuan AS untuk minta bantuan.

Presiden AS saat itu, Herbert Hoover, setuju utk membantu dan cepat dikirim berton-ton bahan makanan utk rakyat Polandia yg kelaparan. Akhirnya sebuah bencana dapat dihindari.

Paderewski lega. Dia memutuskan utk pergi bertemu dgn Hoover secara pribadi guna berterima kasih kpdnya.
Ketika Paderewski mengucap kan terima kasih kpd Hoover atas sikap mulianya, Hoover cepat menyela dan berkata, "Anda tidak harus berterima kasih kpd saya, Pak Perdana Menteri. Anda mungkin sudah lupa, tetapi saya tidak akan pernah dapat melupakannya. Beberapa tahun yg lalu, Anda membantu biaya kuliah dua mahasiswa muda di Stanford University. Saya adalah salah satu dari mereka...."

Dunia adalah tempat yg indah.
Apa yg terjadi di sekitar kita biasanya datang dari apa yg telah kita lakukan....

Pesan moral kisah di atas:

Pada saat kita ada kesempatan utk membantu sesama, JUST DO IT !!! Jangan pernah meng- hitung2 soal pahala atau mengharapkan balas budi.
Kita tidak perlu tahu dari mana dan dgn cara apa balasan itu akan datang kepada kita.
Lillaahi taala saja.

Copas dari WA.